Hubungan antara privasi dan anonimitas sangat kompleks, mungkin mirip dengan itu saudara kembar. Meskipun konsep privasi sangat luas dalam ruang lingkupnya, apa yang mungkin dianggap sebagai aspek klasik dari hak adalah keinginan untuk mencegah orang lain mengetahui siapa kita dan apa yang kita lakukan. Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya untuk mengetahui pengertian dari privasi dan anonimitas itu sendiri.
Aspek Privasi dalam Pengumpulan Data
Definisi Privasi
Menurut Altman (dalam Prabowo, 1998), mendefinisikan privasi adalah proses pengontrolan yang selektif terhadap akses kepada diri sendiri dan akses kepada orang lain. Sedangkan menurut Rapoport (dalam Prabowo, 1998) mendefinisikan privasi sebagai suatu kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan dan kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan
Adapun menurut Altman (dalam Prabowo, 1998) fungsi dari privasi. Pertama, privasi adalah pengaturan dan pengontrol interaksi interpersonal yang berarti sejauh mana hubungan dengan orang lain diinginkan, kapan waktunya menyendiri dan kapan waktunya bersama-sama dengan orang lain. Fungsi privasi kedua adalah merencanakan dan membuat strategi untuk berhubungan dengan orang lain. Fungsi ketiga privasi adalah memperjelas identitas diri
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Privasi
Adapun menurut Prabowo (1998) factor-faktor yang dapat mempengaruhi privasi antara lain:
1. Faktor Personal
Marshall (dalam Prabowo, 1998) mengatakan bahwa perbedaan dalam latar belakang pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan akan privasi. Dalam penelitiannya, ditemukan bahwa orang yang banyak menghabiskan waktunya di perkotaan akan lebih memilih keadaan anonym dan intimacy.
2. Faktor Situasional
Menurut Gifford (dalam Prabowo, 1998) beberapa hasil penelitian tentang privasi dalam dunia kerja, secara umum menyimpulkan bahwa kepuasan terhadap kebutuhan akan privasi sangat berhubungan dengan seberapa besar lingkungan mengijinkan orang-orang di dalamnya untuk menyendiri.
3. Faktor Budaya
Penemuan dari beberapa peneliti tentang privasi dalam berbagai budaya memandang bahwa pada tiap-tiap budaya tidak ditemukan adanya perbedaan dalam banyaknya privasi yang diinginkan, tetapi sangat berbeda dalam cara bagaimana mereka mendapat privasi. Gifford (dalam Prabowo, 1998)
Pengaruh Privasi terhadap Perilaku
Sepeti layaknya manusia pada umumnya, saat privasi kita terganggu maka secara langsung akan menimbulkan rasa tidak menyenangkan pada diri. Menurut Westin (dalam Prabowo , 1998) dengan privasi kita juga dapat melakukan evaluasi diri dan membantu kita mengembangkan dan mengelola perasaan otonomi diri (personal autonomy). Otonomi ini meliputi perasaan bebas, kesadaran memilih dan kemerdekaan dari pengaruh orang lain.
Privasi dalam Konteks Budaya
Faktor budaya berkaitan dengan erat dengan perbedaan tentang privasi ditiap kebudayaan yang ada. Misalnya saja orang Arab menginginkan tinggal di dalam rumah yang memiliki dinding tinggi dan padat yang mengelilingi rumah mereka. Gifford (dalam Prabowo, 1998). Masih menurut penelitian Gifford, di suatu desa yang terletak di Bagian Selatan India, justru orang-orang tersebut tidak merasa betah bila terpisah dengan tetangganya.